Fixed Income Daily Notes (10/8/21)

Analisa Perdagangan Obligasi (Senin, 9/8)

Harga obligasi berdenominasi Rupiah melanjutkan pelemahan terbatasnya pada perdagangan awal pekan ini. Sebagian besar yield SUN mengalami kenaikan pada kisaran 1 – 3 bp di sepanjang kurva, dimana yield SUN bertenor 10 tahun naik tipis 1 bp ke level 6,29%. Sejalan dengan obligasi berdenominasi Rupiah, yield obligasi Pemerintah berdenominasi USD juga bergerak naik, dimana yield INDON-26, INDON-31, dan INDON-51 masing – masing ditutup di level 1,34% (+2 bp), 2,17% (+2 bp), dan 3,14% (+3 bp). Nilai tukar Rupiah melemah terbatas ke level IDR14.363/USD kemarin, dari posisi penutupan hari Jumat di level IDR14.353/USD.

Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar IDR13,9 triliun kemarin, meningkat dari volume transaksi hari Jumat yang sebesar IDR10,6 triliun, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata volume transaksi harian secara year-to-date yang tercatat sebesar IDR20,9 triliun. FR0059 dan FR0091 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar IDR4,0 triliun dan IDR1,9 triliun. Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar IDR606,7 miliar kemarin.

Perkiraan Pasar dan Rekomendasi (Selasa, 10/8)

Potensi penurunan yield di pasar surat utang Indonesia diperkirakan masih akan relatif terbatas dalam waktu dekat.

Pelaku pasar global masih fokus terhadap kemungkinan pengurangan stimulus oleh Bank Sentral AS ke depan serta meningkatnya penyebaran covid-19 varian delta secara global. Dari data ekonomi, angka JOLTs Job Openings AS di bulan Juni tercatat sebesar 10,07 juta, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,48 juta, serta diatas ekspektasi konsensus yang sebesar 9,28 juta. Pelaku pasar global juga cenderung menunggu data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini untuk melihat kemungkinan langkah kebijakan Bank Sentral ke depan. Bursa saham AS ditutup variatif pada perdagangan semalam (Dow Jones -0,30%; S&P 500 -0,09%; Nasdaq +0,16%), sementara itu, yield obligasi Pemerintah AS bertenor 10 tahun dan 30 tahun masing – masing naik ke level 1,33% (+3 bp) dan 1,97% (+2 bp).

Variatifnya sentimen eksternal dan berlanjutnya kenaikan yield obligasi US Treasury diperkirakan akan membatasi peluang penurunan yield di pasar surat utang Indonesia dalam waktu dekat. Namun demikian, potensi kenaikan yield secara signifikan di pasar domestik diperkirakan juga akan lebih terbatas seiring likuiditas investor yang masih cukup besar. Lelang Sukuk Negara hari ini juga akan menjadi fokus pelaku pasar. Apabila lelang kali ini sukses dengan permintaan yang besar dari investor, dan Pemerintah mampu menerbitkan Sukuk sesuai targetnya, maka hal ini juga akan menjadi katalis positif bagi pasar surat utang Indonesia.

Ditengah potensi pergerakan yield yang masih cenderung terbatas, maka strategi trading jangka pendek masih akan menjadi pilihan yang menarik bagi investor. SUN seri FR0086, FR0090, FR0071, FR0078, FR0087, FR0091, FR0058, FR0068, FR0072, FR0083, dan FR0092 akan menarik untuk diperdagangkan. Sementara itu, bagi investor dengan horizon investasi yang lebih panjang, lelang Sukuk Negara hari ini dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk masuk pada instrumen investasi syariah yang menawarkan imbal hasil lebih menarik.

Source: BNI Sekuritas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *